PENGETAHUAN
KONSUMEN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perilaku Konsumen
Dosen Pengampu
: Nurul Hidayati, M.Si
DisusunOleh :
Erlin Nihayatul M (1320210325)
Enny Mukaromah (1320210344)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PRODI EKONOMI SYARIAH
TAHUN
2015
BAB
1
PENDAHULUAN
B. Rumusan
Masalah
1. Pengertian
Pengetahuan Konsumen?
2. Macam – macam pengetahuan konsumen ?
3. Organisasi
pengetahuan?
4. Pengukuran
pengetahuan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengetahuan Konsumen
Secara umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai
“informasi yang disimpan di dalam ingatan”.
Sedangkan
pengetahuan konsumen didefisinikan sebagai semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait
dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. [1]
B. Jenis
pengetahuan
Ujang sumarwan (2002) menuliskan tentang aktivitas
para ahli psikolog kognoitif yang membagi pengetahuan kedalam pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedur.
·
Pengetahuan deklaratif: fakta subjektif
yang diketahui oleh seseorang. Arti subjektif disini adalah pengetahuan
seseorang tersebut mungkin tidak selalu harus sesuai dengan realitas yang
sebenarnya. Misalnya, kacang kedelai adalah bahan baku untuk membuat temped an
tahu.
·
Pengetahuan prosedur: pengetahuan
bagaimana cara membuat kacang kedelai menjadi tempe dan tahu.
Pembagian di atas merupakan pembagian secara umum,
Women dan Minor (1995) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori :
pengetahuan objektif, pengetahuan subjektif, informasi mengenai pengetahuan lainnya.[2]
Sedangkan pengetahuan
konsumen terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Pengetahuan
produk
Pengetahuan
produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan
ini meliputi kategori produk, merek, terminology produk, atribut dan fitur
produk harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Peter dan alson (1999)
menyebut bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda.
Pengetahuan ini meliputi kelas produk, bentuk produk, merek, model.
Jenis
pengetahuan produk menurut peter alson (1999) membagi 3 jenis produk,yaitu
pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, pengetahuan tentang
manfaat produk, dan pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi
konsumen.
Pengetahuan
atribut produk, seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteistik atau cirri atau atribut
dari produk tersebut. Bagi seorang konsumen, maka mobil memiliki atribut warna,
model, tahunan pembuatan, jumlah cc, merek, manual atau otomatis dsb.
Pengetahuan
manfaat produk, konsumen mengkonsumsi sayuran dan buah buahan kerena mengetahui
manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan
konsumen setelah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan adalah memperlancar buang
air besar. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk.
Pengetahuan
tentang kepuasan yang diberkan produk bagi konsumen, konsumen akan merasakan
dua jenis manfaat setalah mengkonsumsi suatu produk, yaitu manfaat fungsional
(manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis, seperti minuman teh sosro
akan menghilangkan rasa haus, menggunakan printer laser akan mempercepat
percetakn dokumen, dan manfaat psikososial adalah aspek psikologis (perasaan,
emosi, dan mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana
pandangan orang lain) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu
produk).
2. Pengetahuan
Harga
Salah satu aspek
pengetahuan produk yang patut di khususkan adalah aspek yang melibatkan harga
produk.
Keputusan
penetapan harga oleh eksekutif pemasaran mungkin pula bergantung kepada
persepsi mereka mengenai berapa baik konsumen mendapatkan informasi mengenai
harga. Pemasar akan lebih dimotivasi untuk menekan harga dan berespons terhadap
potongan harga kompetitif bila mereka percaya konsumen banyak mengetahui
tentang harga yang ditetapkan di dalam pasar.
Sebaliknya,
tingkat pengetahuan yang rendah mengenai harga memungkinkan pemasar kurang
memperhatikan tentang perbedaan harga yang berarti sehubungan dengan pesaing.
Bila konsumen sebagian besar tidak mengetahui tentang perbedaan harga relatif.,
pemasar dapat mengeksploitasi ketidaktahuan ini melalui harga yang lebih tinggi
3. Pengetahun Pembelian
Pengetahuan
pembelian mencakup bermacam- macam informasi yang dimiliki oleh konsumen yang
berhubungan erat dengan pemerolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan
pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk
tersebut harus dibeli dan kapan membeli produk. ketika konsumen memutuskan akan
membeli suatu produk, maka ia akan menentukan dimana ia membeli produk tersebut
dan kapan akan membelinya. Keputusan konsumen mengenai tempat pembelian produk
akan sangat ditentukan oleh pengetahuannya.implikasi genting bagi strategi
pemasar adalah member informasi kepada konsumen dimana konsumen bisa membeli
produk tersebut.
Menurut Engel,
Blackwel dan miniard (1995) pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan
tentang toko, lokasi produk didalam toko tersebut, dan penempatan produk yang
sebenarnya didalam toko tersebut. Hal
ini akan memudahkan konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk.
Peter dan Olson
(1999) menguraikan perilaku membeli pada pembahasan bab Decision Making dan Bab
Analyzing Consumer Behaviors yakni
·
Store Contact Meliputi tindakan mencari
outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
·
Product Contact Konsumen akan mencari
lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir
·
Transaction Konsumen akan membayar
produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran
lainnya.
Teknologi memiliki peranan dalam transaksi. Kemajuan
teknologi digital, komputer, dan informasi memberikan variasi pola belanja
konsumen dan meninggalkan pola belanja tradisional. Teknologi informasi dan ATM
menyebabkan kemudahan dalam melakukan transaksi, yakni belanja tidak harus
secara tunai.[3]
4. Pengetahuan
Pemakaian
Suatu
produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah
digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang
maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau
mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Kesalahn yang dilakukan oleh
konsumen dalam menggunakan suatu produk akan menyebabkan produk tidsk berfungsi
dengan baik. Ini akan menyebabkan konsumen kecewa, padahal kesalahan terletak
pada diri konsumen. Produsen tidak menginginkan konsumen mengahadapi hal
tersebut. Karena itu produsen sangat berkepentingan untuk memberitahu konsumen
bagaimana cara menggunakan produknya dengn benar.
C. Organisasi
Pengetahuan
Salah satu aspek organisasi pengetahuan yang sudah
diperiksa di dalam literatur penelitian adalah apakah informasi produk
diorganisasi di sekitar merek atau atribut produk. Sebagai alternatif, nodus
sentral dari jaringan seperti ini mungkin melibatkan atribut produk dengan
nodus disekitarnya menggambarkan berbagai merek di dalam kategori produk.
Penelitian mengenai masalah ini secara khas akan mengekspos subjek pada
seperangkat informasi baru mengenai atribut dari merek yang fiktif. Belakangan,
subjek diminta untuk mengingat informasi tersebut. Urutan di mana informasi ini
didapatkan kelmbali dari ingatan digunakan untuk menyimpulkan organisasi
ingantan.
Bobot dari bukti sekarang ini mendukung struktur
organisasi berdasar merek. Beberapa orang berargumen bahwa ini harus
diharapkan, karena kebanyakan pengalaman produk konsumen adalah spesifik merek
(misalnya, iklan yang mendiskusikan hanya satu merek). Konsisten dengan ini,
penelitian memperlihatkan kencenderungan untuk mengorganisasi informasi di
dalam ingatan dengan cara yang serupa dengan bagaimana informasi itu diolah.
Jadi, bila informasi disajikan satu merek pada satu kesempatan (milsanya, semua
atribut untuk satu merek diberikan sebelum beralih ke merek lain), struktur
ingatan berdasar merek lebih mungkin muncul. Kenyataan bahwa struktur berdasar
merek juga lebih mungkin terjadi untuk subjek yang tinggi daripada yang rendah
dalam pengetahuan mereka memberikan dukungan lebih jauh untuk penjelasan
pengalaman ini.
D. Mengukur Pengetahuan
Cara
yang paling nyata dalam mengukur kemampuan pengetahuan adalah menilai secara
langsung isi ingatan. Beberapa indikator pengukur pengetahuan, antara lain:
a. Pengetahuan
Objektif (Objective Knowledge)
Pengukuran yang
menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan.
b. Pengetahuan
Subjektif (Subjective Knowledge)
Dipengaruhi oleh
kepercayaan diri seseorang, yaitu bahwa orang yang percaya diri mungkin
melaporkan secara berlebihan tingkat pengetahuan mereka.[4]
BAB
III
PENUTUP
1. Pengetahuan
konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam
produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan
dengan fungsinya sebagai konsumen
2. Pengetahuan
Konsumen terbagi kedalam :
·
Pengetahuan Produk
·
Pengetahuan Harga
·
Pemgetahuan pembelian
·
Pemngetahuan pemakaian
Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan
membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.
3. Organisasi
Pengetahuan Salah satu aspek organisasi pengetahuan yang sudah diperiksa di
dalam literatur penelitian adalah apakah informasi produk diorganisasi di
sekitar merek atau atribut produk.
4.
Beberapa indikator pengukur pengetahuan,
antara lain:
Ø Pengetahuan
Objektif (Objective Knowledge)
Pengukuran yang
menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan.
Ø Pengetahuan
Subjektif (Subjective Knowledge)
Dipengaruhi oleh
kepercayaan diri seseorang, yaitu bahwa orang yang percaya diri mungkin
melaporkan secara berlebihan tingkat pengetahuan mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Ekawati
Rahayu Ningsih, Perilaku Konsumen,
Nora Media Enterprise, Kudus, 2010
James
F. Engel & Roger D. Blackwell & W. miniard, Perilaku Konsumen jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta, 1994
[1]
Ekawati Rahayu Ningsih, Perilaku Konsumen,
Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlmn 98
[2]
James F. Engel & Roger D. Blackwell & W. miniard, Perilaku Konsumen jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta, 1994
[3]
Ekawati Rahayu Ningsih, Op. Cit, hlmn 101-114
[4]
James F. Engel & Roger
D. Blackwell & W. miniard,Op. Cit, hlmn
331-333
Komentar
Posting Komentar